Lentera-PENDIDIKAN.com, Masyarakat Sumatera Selatan sepatutnya bergembira, karena setelah pelaksanaan Pilkada yang penuh ketegangan berakhir sudah. Setelah terpilih dan kemudian di lantik oleh Presiden RI, Joko Widodo. Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru dan Mawardi Yahya, berada di pucuk pemerintahan Provinsi Sumsel untuk memerintah dan membangun Provinsi ini.
Sumsel, telah menuai segudang prestasi dan pembangunan. Para pemimpin yang telah meninggalkan jejak di Sumsel, sepatutnya harus tetap di hargai dan di banggakan. Hasil-hasil kerja tersebut, terbukti dalam bentuk realisasi pembangunan sarana dan prasarana, dan pembangunan masyarakatnya dalam pemenuhan kebutuhan serta pembangunan Pendidikan, kesehatan dan mental.
Masih banyak pekerjaan rumah yang harus segera di tangani dan dibenahi oleh Gubernur dan Wakil Gubernur yang baru. Jejak-jejak pembangunan yang Sudah terealisasi, beban hutang, beban maintenance infrastruktur yang mewah, bahkan berbagai kekurangan dan kesalahan kebijakan yang selama ini banyak di protes masyarakat.
Tidak ada yang perlu di salahkan, atau saling menyalahkan. Hidup di Sumsel, berarti sanggup menanggung hal positif dan negatif yang mungkin telah terjadi atau belum terjadi. Ada sedikit kecemasan bagi mereka yang berpikir negatif, namun ada kegembiraan bagi warga yang berpikir positif.
Sudahi saja kesan-kesan negatif yang tidak perlu di cemaskan. Namun, ada baiknya jangan terlalu gembira dengan harapan-harapan, yang mungkin belum tentu terealisasi. Intinya, jangan pernah membanding-bandingkan satu orang dengan orang lain. Baik dalam cara kerja, keputusan, kekuatan, jaringan, ataupun lainnya. Kalau hal tersebut masih terjadi, artinya masih berfikir dalam pola dan cara yang lama.
Sumsel di pimpin oleh Herman Deru dan Mawardi Yahya, yang mereka berdua adalah mantan Bupati yang telah meraih kesuksesan di Kabupatennya. Selama masing-masing dua periode memimpin, dan sangat di cintai oleh warganya.
Di OKU Timur, Herman Deru telah membawa perubahan besar dan signifikan. Dalam pembangunan sarana fisik, ekonomi, social, budaya, dan keamanan bagi masyarakat komering. Juga Mawardi Yahya, mantan Bupati Ogan Ilir yang sangat dicintai warganya.
Dua kekuatan ini bersatu untuk membangun dan memajukan Provinsi Sumatera Selatan. Provinsi yang dulu menjadi pusat inti kerajaan Sriwijaya yang disegani dan ditakuti di Kawasan Asia. Sriwijaya menjadi pusat peradaban Budha terbesar kala itu.
Pada masa kini, dalam tubuh NKRI. Sepatutnya kebanggaan dan kebesaran Sriwijaya dalam bingkai kekuatan mental,spiritual, material, kekayaan, bahkan kekuatan tetap berada di tempatnya. Bukan hanya membanggakan kehebatan era sriwijaya, tapi membutikan bahwa peradaban Sumatera Selatan, bisa lebih tinggi dan makmur lebih dari era terdahulu.
Tidak salah berfikir positif, namun bukan pujian berlebihan. Mari bekerja secara kongkrit, terprogram, valid, masiv, sambil berserah diri dalam untaian kalimat do’a pada Ilahi Robbi. Wallahu ‘Alam. (***)