Modus Baru, Pengedar Narkoba Jualan Lewat Kereta Api
Selasa, 8 Nov 2022 18:35 | 374
Foto(Reza): Kapolres Muara Enim : AKBP Andi Supriadi
Lentera-PENDIDIKAN.com, MUARA ENIM-Meski penanganan dan antisipasi peredaran narkoba sudah dilakukan dengan sistematis, namun peredaran narkoba masih saja berlangsung. Salah satu modus baru peredaran narkoba terutama saat menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) yakni dengan menggunakan transportasi Kereta Api karena dinilai lebih aman bila dibandingkan dengan transportasi lainnya.
"Dari informasi yang kami himpun ternyata transportasi Kereta Api menjadi salah satu pilihan pengedar narkoba terutama yang dari wilayah Muratara. Informasi ini kami dapat dari pengakuan pelaku yang kami amankan," ujar Kapolres Muara Enim, AKBP Andi Supriadi SIK SH MH didampingi Kasat Res Narkoba, AKP Burnani SH, Selasa (8/11/2022).
Menurut AKBP Andi, dari informasi yang mereka himpun ternyata peredaran narkotika dari tempat asal hingga sampai ke Muara Enim sebagian besar menggunakan jalur darat yakni motor, mobil dan kereta api. Dipilihnya transportasi Kereta Api karena memang relatif lebih aman sebab jarang dilakukan razia dan pemeriksaan oleh aparat terkait, sedangkan kalau menggunakan jalur darat motor dan mobil bisa saja terkena razia.
Dikatakan AKBP Andi, bahwa dari Januari hingga November 2022 sudah ada 117 LP yang berhasil ditangani Sat Res Narkoba Polres Muara Enim. Capaian ini lebih tinggi dari target 99 LP dengan 133 orang pelaku dimana 10 persen diantaranya adalah residivis. Sedangkan total barang bukti yang berhasil didapat yakni Sabu-Sabu sebanyak 530 gram, ganja 54 gram dan ekstasi 50 butir. Untuk wilayah Muara Enim sebagian besar narkotika yang beredar berasal dari Kabupaten OI, Pali dan Muratara.
"Pengedar di Muara Enim hanya pengedar kecil, mungkin sudah tangan ke 3 dan ke-4, oleh karenanya barang bukti juga tidak banyak untuk menghindari penangkapan," ujarnya.
Menjelang Nataru, lanjut AKBP Andi, memang akan ada potensi kenaikan jumlah peredaran narkotika oleh sebab itu pihaknya akan terus bekerja keras bersama instansi terkait untuk menekan itu. Dan itu dilakukan setiap hari bukan saja menjelang Nataru. Dan dalam penanganan kasus narkoba ini, bukan hanya menjadi LP tapi juga ada yang dilakukan rehabilitas sebanyak 50 orang. Untuk motif jelas karena alasan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup ada juga karena merasa aman dan nyaman sehingga berlanjut, selain itu karena sudah kecanduan jadi ikut mengedarkan narkotika.