Lentera-PENDIDIKAN.com,Kebutuhan pelayanan KB yang tidak terpenuhi (unmet need) didefinisikan sebagai persentase wanita kawin yang tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi.
Wanita yang memerlukan KB dengan tujuan untuk “menjarangkan” kelahiran mencakup wanita hamil yang kehamilannya tidak diinginkan waktu itu, wanita yang belum haid setelah melahirkan anak yang tidak diinginkan waktu itu, dan wanita lain yang tidak sedang hamil atau belum haid setelah melahirkan dan tidak memakai kontrasepsi tetapi ingin menunggu dua tahun atau lebih sebelum kelahiran berikutnya. Wanita yang belum memutuskan apakah ingin anak lagi atau ingin anak lagi tapi belum tahu kapan juga termasuk kelompok ini. Wanita yang memerlukan KB untuk “membatasi“ kelahiran mencakup wanita hamil yang kehamilannya tidak diinginkan, wanita yang belum haid dan yang sudah haid setelah melahirkan anak yang tidak diinginkan, yang tidak memakai kontrasepsi lagi. Ukuran pelayanan KB yang tidak terpenuhi, digunakan untuk menilai sejauh mana program KB telah dapat memenuhi kebutuhan pelayanan.
Trend Unmetneed di Sumsel
Berdasarkan hasil SDKI 2017 unmetneed untuk propinsi Sumatera Selatan sebesar 8,6 persen. Bila dibandingkan dengan hasil SDKI 2012, unmetneed di Sumatera Selatan meningkat dari 8,1 persen pada 2012 menjadi 8,6 persen pada tahun 2017. Permasalahan unmetneed harus menjadi perhatian para pengelola program karena tingginya angka unmetneed dapat menyebabkan kelahiran yang tidak diinginkan. Disamping itu dalam Rencana Program Jangka Mengah (RPJM) telah disebutkan bahwa salah satu sasaran dari kinerja Program KB adalah menurunkan angka unmetneed menjadi 5 persen pada tahun 2019.
Unmet Need Sebagai Permasalahan dan Tantangan
Unmet need dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya, mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode kontrasepsi, baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran berikutnya.
Unmet need KB merupakan permasalahan yang bersifat multidimensional karena dipengaruhi berbagai faktor seperti karakteristik demografi, sosial ekonomi, sikap dan akses pelayanan. Secara umum, unmet need KB banyak terjadi pada wanita yang menghadapi hambatan keuangan, pendidikan, geografis, dan sosial. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa menurut hasil SDKI 2017 menunjukkan bahwa angka unmet need kontrasepsi di Sumatera Selatan sebesar 8,6 persen. Jumlah PUS yang ingin menunda kehamilan atau tidak menginginkan tambahan anak tetapi tidak ber KB meningkat dari 7,4 persen SDKI 2007 menjadi 8,1 persen SDKI 2012, dan kembali meningkat menjadi 8,6 persen di tahun 2017.
Tingginya unmet need menjadi permasalahan bagi pemerintah, bukan hanya akan mejadi penyebab ledakan populasi melainkan juga bisa berpengaruh pada tingginga angka AKI . Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas. Hal ini dapat disebabkan aborsi karena unwanted pregnancy, jarak hamil terlalu dekat, melahirkan terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan, penyulit saat persalinan dan komplikasi masa nifas. Laporan hasil unmet need sangat penting untuk mendapatkan gambaran pencapaian program KB dan mengetahui keadaan sasaran yang belum tergarap, dengan mengetahui proporsi kelompok tersebut akan diketahui besarnya sasaran potensial yang masih perlu diajak untuk ber-KB.
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need
Secara umum, unmet need KB banyak terjadi pada wanita yang menghadapi hambatan keuangan, pendidikan, geografis, dan sosial. Faktor lain di komunitas seperti budaya, kualitas pelayanan, keberadaan jalur transportasi, dan karakteristik daerah yang turut berperan dalam pemakaian kontrasepsi. Serta faktor ketersediaan sumberdaya pendukung yaitu masih terbatasnya pendanaan untuk menunjang kegiatan operasional pembinaan keluarga berencana dan terbatasnya akses informasi pelayanan KB. Masalah unmet need KB mengindikasikan adanya kesenjangan antara tujuan reproduksi perempuan dengan perilaku kontrasepsi mereka. Hal ini berarti perempuan memiliki keinginan untuk menghindari kehamilan tetapi tidak melakukan tindakan pencegahan kehamilan. Perbedaan perilaku KB telah dihubungkan dengan berbagai faktor seperti karakteristik demografi dan sosial ekonomi.
Beberapa penelitian telah mengungkap faktor penyebab unmet need diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB, kurangnya dukungan suami dan budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur. Faktor umur seseorang berpengaruh signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan kontrasepsinya. Kelompok perempuan usia muda dan tua berisiko tingi untuk mengalami unmet need KB karena kelompok ini tidak menyadari bahwa mereka memiliki potensi komplikasi selama kehamilan.
Rekomendasi kebijakan
unmetneed akan berdampak pada aborsi karena adanya unwanted pregnancy, jarak hamil terlalu dekat, melahirkan terlalu banyak maupun komplikasipenyakit selama kehamilan, kesulitan saat persalinan, dan komplikasi masa nifas. Laporan hasil unmet need sangat penting untuk mendapatkan gambaran pencapaian program KB dan mengetahui keadaan sasaran yang belum tergarap. Dengan mengetahui proporsi kelompok tersebut, akan diketahui besarnya sasaran potensial yang masih perlu diajak ber-KB. Unmet need berhubungan dengan kegagalan program KB dalam memberikan layanan KB. Alat kontrasepsi yang diinginkan tidak tersedia dalam unit-unit pelayanan atau dengan kata lain, kualitas alat kontrasepsi yang ada di bawah ekspektasi masyarakat. Pemerintah harus melakukan modifikasi alat kontrasepsi yang ramah pengguna sehingga masyarakat tidak memiliki alasan untuk melakukan penolakan.