Lentera-PENDIDIKAN.com,MUARA ENIM-Memasuki musim penghujan banyak penyakit yang mulai menyerang masyarakat salah satunya Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Muara Enim. Bahkan pada tahun 2024 ini, sudah ada satu korban yang meninggal akibat DBD.
"Siklus DBD setiap tahunnya memang biasanya dari bulan November, dan nanti akan turuns sendiri pada bulan April," ujar Kadinkes Muara Enim dr Eni Zatila, Kamis (22/2/2024).
Menurut dr Eni, berdasarkan data, dari November 2023 - Januari 2024 kasus DBD ada 96 kasus di Kabupaten Muara Enim dengan satu orang meninggal dunia. Siklus ini hampir sama dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut karena ada peralihan dari musim panas ke musim penghujan. Namun meski meningkat, hal yang terpenting dilakukan adalah pencegahan, seperti halnya pembasmian sarang nyamuk, artinya dalam pencegahan ini masyarakat digerakkan untuk membersihkan lingkungannya jangan sampai ada tempat nyamuk bersarang.
"Nyamuk biasa bersarang di ban-ban, kaleng-kaleng bekas, ember-ember atau media apapun yang bisa digenangi oleh air. Untuk itu jika ada penampungan air jangan dibiarkan lama tergenang," jelas Eni. Lanjut Eni, bahwa pada bulan
Desember 2023 lalu, Bupati Muara Enim sudah memberikan edaran ke masyarakat dan OPD untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap DBD. Sebab jika hanya mengandalkan fooging, hal ini dinilai kurang efektif karena fooging ini digunakan hanya untuk wilayah yang ada temuan kasus DBD dengan radius 100 rumah sebab asumsinya nyamuk ini hanya bisa terbang sekitar radius 100 rumah. Jika di fooging yang mati hanya nyamuk dewasa saja sedangkan telur dan jentiknya tidak mati, maka perlu abate untuk membunuhnya.
Dirinya sudah mengimbau Puskesmas untuk meningkatkan pemahaman terkait hal ini, dari 96 kasus temuan yang terpapar DBD paling tinggi di wilayah Kecamatan Muara Enim dan Lawang Kidul. Dari 96 kasus yang ada, ada yang meninggal karena terlambat mendeteksi, jadi pihaknya sudah melakukan penyuluhan terhadap masyarakat. Apabila ada warga yang mengalami demam tinggi dan panasnya tidak turun, di hari ketiga masyarakat jangan lengah saat panas sang anak turun, sebab biasanya trombosit juga ikut mengalami penurunan, inilah yang berbahaya memanifestasi pendarahan bisa dari hidung dan muncul ruam merah, kemudian lemas dan lesu, ini harus segera dibawa ke rumah sakit karena kalau terlambat mendeteksi bisa fatal. Peningkatan ini tidak hanya di Kabupaten Muara Enim tapi di seluruh wilayah di Sumatera Selatan, oleh itu pihak provinsi Sumsel juga meminta untuk membuat edaran bersama, karena kasus DBD cukup tinggi, seperti di Palembang, Ogan Ilir dan Prabumulih.
Di beberapa tempat yang kesulitan mendapatkan air bersih biasanya melakukan penampungan air, seperti halnya di perumahan Bara Lestari Tanjung Enim, hitungan peningkatan pertahunnya tidak terlalu ada perbedaan, hanya kalau dilihat dari perpindahan musim kemarau ke musim penghujan ini mengalami lonjakan grafik. Kasus DBD biasanya melandai ketika memasuki musim kemarau dari April grafiknya biasanya akan menurun. Untuk mengahadapi ini, berharap ada tindakan bersama dari semua pihak termasuk masyarakat untuk melakukan pencegahan ini.