Foto(Reza): Warga Desa Karang Raja, Kecamatan Muara Enim, melakukan penyetopan dan memutar arah angkutan Batubara
Lentera-PENDIDIKAN.com,PALEMBANG-warga Desa Karang Raja, Kecamatan Muara Enim, melakukan penyetopan dan memutar arah angkutan Batubara. Pasalnya, semenjak angkutan batubara melintas di jalan lintas tengah Sumatera sudah sangat meresahkan warga terutama pengguna jalan tepatnya di Kampung V, desa Karang Raja Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, Selasa (15/11/2022).
Dari informasi yang dihimpun di lapangan, puluhan warga Desa Karang Raja, nekat melakukan penyetopan seluruh angkutan batubara yang melintasi Des Kadang Raja. Puncak kekesalan warga berawal adanya tumpahan batubara karena lakalantas antara angkutan batubara yang menyebabkan batubara berhamburan sehingga membuat jalan kotor dan debu beterbangan yang sangat menganggu pernapasan. Selain itu juga, akibat insiden tabrakan tersebut membuat jalanan macet hingga berjam-jam sehingga sangat menganggu aktifitas pengguna jalan. Apalagi sebelumnya angkutan batubara sudah dua kali menabrak tiang listrik hingga patah dan menyebabkan aliran listrik padam hingga 17 jam.
Di lapangan, sempat ada mediasi yang di lakukan bersama anggota kepolisian dan TNI bersama salah satu perusahaan yang hadir, namun belum ada kata sepakat sehingga mengharuskan warga untuk melakukan aksi penyetopan seluruh angkutan batu bara milik perusahaan.
Menurut Kamiludin (62) warga Kampung V, Desa Karang Raja, bahwa aktivitas angkutan batubara semakin hari memang semakin meresahkan. Sebab akibat angkutan batubara lebih banyak mudhoratnya daripada kebaikannya, bahkan hampir tidak ada sama sekali. Mulai dari debu dan bising, masyarakat banyak kena Ispa, belum lagi kasus lakalantas seperti tabrakan dan menabrak rumah serta tiang listrik. Akibat tabrakan ke tiang listrik masyarakat Muara Enim harus menderita 17 pada lampu.
"Jadi tidak ada keuntungannya. Kami minta kepada Gubernur Sumsel untuk tidak lagi mengizinkan angkutan batubara melintas. Kami masyarakat hanya dapat susahnya saja," tegasnya.
Hal senada dikatakan wakil BPD desa karang raja Hasan bahwa semenjak angkutan batubara melintas hanya menyusahkan masyarakat saja. Contohnya beberapa bulan terakhir telah terjadi beberapa kali mobil angkutan batu bara tabrak lari, bahkan belum selesai permasalahan pertama sudah ada lagi permasalahan dengan angkutan mobil batu bara. Dan terus seperti ini tidak pernah habis-habis. Belum lagi masalah debu yang menganggu kesehatan, kemacetan lalulintas dan lakalantas. Tahun sebelumnya warga sudah adakan aksi turun kejalan semua di sepakati. Namun penyiraman jalan lintas karang raja di adakan hanya berapa bulan di lakukan sekarang tidak berjalan sehingga debu batubara kemana-mana.
"Tolong kepada pejabat dan instansi terkait kemana lagi kami mengadu, berikan kami solusi jangan janji-janji," pungkasnya.
Menanggapi keluhan warga tersebut Ketua DPD NasDem Kabupaten Muara Enim H Ajis Rahman SE yang juga anggota DPRD Muara Enim, menyatakan sangat prihatin dengan sepak terjang angkutan batubara yang melintas di jalan umum. Sebab semenjak adanya angkutan batubara lebih banyak mudhoratnya daripada kebaikannya. Dengan adanya keluhan masyarakat tersebut, pihaknya tentu mendukung karena kenyataannya di lapangan memang seperti itu. Dan seharusnya angkutan batubara tidak lagi melintas di jalan umum tetapi wajib di jalan khusus sesuai aturan dan perundang-undangan berlaku.
"Jika ingin berusaha solusinya, buat jalan sendiri khusus batubara. Ikuti aturan dan perundang-undangan berlaku," tegasnya.
Masih dikatakan Ajis, bahwa angkutan batubara sudah lama beroperasi dengan melintasi jalan umum. Dan selama ini, selalu berlindung dengan dispensasi tanpa ada batas kapan selesainya. Seharusnya pemerintah berikan batasan misalnya tahun 2023 seluruh angkutan batubara benar-benar dilarang melintas di jalan umum dan wajib menggunakan jalan khusus.