Tidak Patuhi Perjanjian Truk Batubara Putar Balik
Foto(Reza): Pj Sekda Muara Enim,Riswandar
Lentera-PENDIDIKAN.com,MUARAENIM-Karena banyaklah keluhan masyarakat terhadap keberadaan angkutan batubara, Pemkab Muara Enim memberikan deadline selama dua tahun kepada PT DBU (Duta Bara Utama) dan perusahaan tambang batubara lainnya untuk segera membuat jalan khusus batubara.
"Dua tahun itu maksimal, kalau lebih cepat lebih bagus. Ini berlaku kepada seluruh perusahaan tambang batubara," ujar Pj Sekda Muara Enim H Riswandar, Jumat (25/11/2022).
Menurut Riswandar, dari hasil tindaklanjut pertemuan dengan manajemen PT DBU, mereka menyanggupi memenuhi aturan main yang kita buat demi keselamatan dan kenyamanan bersama. Dan jika mereka melanggar apalagi tidak memenuhi syarat yang kita berikan maka seluruh angkutannya akan kita putar balik tidak boleh melintas di kota Muara Enim untuk menghindari gesekan sosial dengan masyarakat.
Adapun perjanjian atau syarat yang kami minta lanjut Riswandar, seperti seluruh data sopir termasuk mobil yang digunakan dengan nomor polisinya, seluruh mobil harus mempunyai nomor lambung dan nama perusahaan untuk memudahkan pengawasan oleh tim terpadu, seluruh kendaraan wajib KIR dan mutasi ke Kabupaten Muara Enim apalagi sudah mencapai tiga bulan beroperasi di Muara Enim, seluruh kendaraan harus bersih tidak mengotori kota Muara Enim dan perusahaan juga harus menyiram jalan dari simpang Kepur, Muara Enim ke simpang perbatasan dengan Kabupaten Lahat. Kemudian seluruh angkutan batubara harus sesuai tonase dan ditutup rapi oleh terpal, menyediakan mobil patroli dengan melibatkan Satpol PP, Dishub dan pihak terkait. Dan yang pasti akan dilakukan uji petik bersama setiap hari untuk mengantisipasi pelanggaran. lalu ketika berjalan, kendaraan hanya diperbolehkan konvoi sebanyak dua mobil dan harus diberikan jeda waktu sekitar 5 menit dengan kendaraan lainnya untuk menghindari kemacetan dan menganggu pengguna jalan lainnya.
"Dari laporan yang masuk DBU melaporkan ada 150 dumptruk, namun katanya paling yang beroperasi sekitar setengahnya. Untuk itu kita akan lakukan uji petik untuk memastikannya. Kita akan monitor 2 Minggu kedepan dilaksankan apa tidak perjanjian tersebut jika tidak akan kita putar arah," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya bahwa sebagian masyarakat Muara Enim dan sekitarnya mengeluhkan dengan keberadaan angkutan batubara terutama milik PT DBU yang melintasi kota Muara Enim. Pasalnya, mengotori jalan, debu, membuat kemacetan dan menganggu aktivitas warga dan pengguna jalan akibat ulah sopir yang melakukan konvoi panjang. Puncaknya warga spontan melakukan penghadangan angkutan batubara.
Penulis : Reza Pahlawan
Editor : Muhammad Uzair
Tag : Muara Enim
