Irigasi Longsor, Ratusan Hektar Sawah Di Tiga Desa Terancam Kekeringan
Rabu, 20 Des 2023 17:15 | 710
Foto(reza): Puluhan petani secara swadaya membangun dan membenahi putusnya saluran irigasi.
Lentera-PENDIDIKAN.com,MUARA ENIM-Saluran irigasi longsor ratusan warga Desa Segamit, Kecamatan Semendo Darat Ulu (SDU), Kabupaten Muara Enim terancam gagal panen dan rawan pangan. Pasalnya saluran irigasi tersebut mengairi areal persawahan di tiga desa dalam kecamatan Semende Darat Ulu (SDU).
Dari informasi yang dihimpun, Rabu (20/12/2023), perbaikan saluran irigasi yang putus ini sudah berkali-kali dilakukan petani secara swadaya. Sebab dalam kurun dua pekan terakhir setidaknya sudah terjadi longsor di empat titik saluran irigasi yang digunakan untuk mengaliri areal persawahan di tiga desa di kecamatan SDU. Namun masyarakat sangat menyayangkan karena belum adanya perhatian lebih dari pemerintah ataupun dinas terkait mengenai musibah yang menimpa aktivitas pertanian di kecamatan tersebut.
“Siring (irigasi) yang longsor itu sekitar 34 Meter terjadi di dua titik lokasi, dengan ketinggian 8 meter. Tiga hari lalu ada longsor baru, mungkin ini yang disebut sudah jatuh tertimpa tangga, sudah lebih dari sepekan kami gotong royong membenahi saluran irigasi, namun tidak kelar-kelar,” ungkap ketua Siring ataran Segamit, Mayor Efendi.
Dikatakan Mayor, kejadian ini mengakibatkan aktivitas pertanian di tiga desa terganggu, seperti desa Segamit, Siring Agung dan Aremantai, sedang sebentar lagi sudah memasuki musim tanam. Akibat kejadian ini, banyak masyarakat yang istirahat membajak sawah karena harus gotong royong memperbaiki irigasi yang longsor. Untuk itu, dirinya menyayangkan lambannya respon pemerintah terkait kejadian ini.
“Sebelumnya sudah berulang kali mengajukan proposal tapi belum ada realisasinya sampai sekarang,” pungkasnya.
Hal senada dikatakan petani lainnya, Kurnadi bahwa akibat kejadian ini dirinya harus menunda pekerjaan di sawahnya yang sedang persiapan musim tanam, dirinya mengaku selama ini selalu swadaya ketika ada kebutuhan terkait aktivitas pertanian. Untuk itu pemerintah harusnya lebih peduli pada petani karena saat ini, ada banyak kebutuhan pertanian yang belum terpenuhi, seperti saluran irigasi, jalan usaha tani, alat pertanian dan banyak hal lainnya. Jangan gaungnya saja lumbung pangan, mandiri pangan, tapi aspirasi petani selalu di nomor duakan, apalagi Kecamatan Semendo Raya ini merupakan kawasan agropolitan.
“Kami minta pemerintah cepat tanggap dan lebih memperhatikan lagi, jangan sampai kami bosan dan kehilangan rasa percaya pada kinerja pemerintah di Kabupaten Muara Enim,” harapnya.
Aktivis Gerakan Masyarakat Peduli Semendo Raya, Harmani menyayangkan ketidaksigapan pemerintah terkait hal yang menimpa para petani di Semendo. Seharusnya, OPD terkait atau pihak yang berwenang harus secepatnya mengambil tindakan, setidaknya ada peninjauan dan pastikan hal itu, sehingga tahun depan bisa dilakukan perbaikan atau dibangun secara permanen. Dengan menyandang status agropolitan seharusnya Semendo bisa mendapatkan fasilitas dan infrastruktur penunjang pertanian yang memadai, bukan malah diacuhkan dan pemkab seolah tidak peduli terhadap nasib mereka
“Jangan seolah-olah tutup mata, nanti jika masyarakat dan petani turun kejalan malah dinilai subversif, sebenarnya petani di negeri ini sudah terlalu sering dibuat kecewa,” tegasnya.