Amburadul, Dewan Sidak Proyek Simpang Aur-Muara Enim
Kamis, 15 Des 2022 05:10 | 685
Foto(Reza):Ketua Komisi II bersama anggota melakukan sidak pengerjaan proyek fisik pembangunan infrastruktur jalan dan pembangunan Opprit Jembatan Senuling ruas jalan Simpang Aur-Muara Enim.
Lentera-PENDIDIKAN.com,MUARAENIM-Menjelang tutup akhir tahun anggaran dan menindaklanjuti informasi masyarakat, Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Muara Enim, melakukan inpeksi mendadak (Sidak) terhadap pengerjaan proyek fisik pembangunan struktur jalan dan pembangunan Opprit Jembatan Senuling ruas jalan Simpang Aur (Kecamatan Lubai Ulu) - Muara Enim (ME). Pasalnya, diduga pengerjaan proyek tersebut amburadul, Rabu (14/12/2022).
Dalam Sidak yang dipimpin langsung Ketua Komisi II DPRD Muara Enim Mukarto bersama anggotanya itu menemukan banyak kesalahan dalam pengerjaan proyek yang dibagi beberapa kontraktor yakni CV Muara Sakti Group, PT Wijaya Kita Sarana dan PT Harapan Tri Guna, terkesan amburadul dan asal jadi Karen diduga menggunakan material yang tidak sesuai dengan spek kebutuhan proyek.
Dengan temuanpembangunan jembatan Segmen III pekerjaannya baru di mulai dan diduga menggunakan besi bekas serta tidak ada papan nama proyek perkerjaan. Akibatnya membuat anggota legislatif ini menjadi berang dan prihatin. Apalagi pembangunan Oprit jembatan senuling jalan Sp Aur-Muara Enim dipekirakan baru mencapai 35 persen dan kerjakan asal-asalan seperti besi di campur dan tidak sesuai dengan standar dengan nilai kontrak Rp 2,9 miliar. Untuk Pembangunan jembatan senuling Sp Aur-Bangun Sari dengan nilai kontrak Rp 3.401.319.000 pekerjannya bekisar 60 persen. Dan dua pekerjaan proyek tersebut dikerjakan oleh CV Muara Sakti Group.
Kemudian, lanjutnya, Peningkatan jalan Sp Aur-Muara Harapan Segmen I dengan nilai kontrak Rp 25,3 miliar yang dikerjakan oleh PT PT Wijaya Kita Sarana dan peningkatan jalan Sp Aur-Muara Harapan Segmen II dengan nilai kontrak pekerjaan Rp 34,1 miliar yang di kerjakan oleh PT Harapan Tri Guna. Dari sidak tersebut mendapati hasil pengerjaan di luar ekspektasi, bahkan proyek tersebut besinya tidak sesuai dan terkesan asal jadi dan lamban. Dengan anggaran yang sangat besar seharusnya pihak terkait mengutamakan kualitas dan kuantitas pembangunan. Atas temuan tersebut, pihaknya dalam waktu dekat akan segera memanggil pihak terkait baik kontraktor yang menjalankan proyek juga Dinas PUPR untuk mengetahui secara detail terkait proses pengerjaan yang terkesan asal jadi dan menggunakan material yang kurang baik.
“Segera akan kita bahas terkait keadaan proyek ini dan kita akan memanggil pihak terkait untuk menjelaskan permasalahan ini, karena jujur kami sangat kecewa dengan pembangunan yang seperti ini,” tegas.
Sementara itu, anggota Komisi II Hardianto, menambahkan dalam sidak kali ini, para wakil rakyat ini memang tampak sangat serius dan teliti, bahkan seharian melihat pekerjaan jalan Sp Aur yang menghubungkan Muara Enim tersebut. Pada pekerjaan yang menelan anggaran APBD 2022 yang dibagi berapa titik tersebut jika ditotalkan mencapai puluhan miliar dan menjadi temuan Komisi II DPRD Muara Enim yang dinilai sebagai pekerjaan yang kurang beres dari kontraktor yang mengerjakan. Seperti dinding beton penahan tanah pada jembatan rangka besinya ukurannya tidak sesuai dan terancam amblas. Peningkatan jalan Sp Aur-Muara Harapan Segmen I belum dilakukan penghamparan batu agregat, peningkatan jalan Sp Aur-Muara Harapan Segmen II baru dilakukan penghamparan batu agregat belum selesai. Parahnya lagi, untuk menuju ke Segmen III tidak bisa menyeberang karena jembatannya baru akan dibangun dan anggarannya mencapai Rp 30 miliar.
“Ini jembatan menuju arah Segmen III baru di mulai pembangunan. Ditemukan diduga menggunakan besi bekas dan tidak ada papan nama proyek. Kalau dilihat secara kasat mata jalan Sp Aur-Muara Harapan Segmen 1 ,2, 3 bekisar 40 persen baru di kerjakan karena cor beton ngampar batu belum selesai dan di prediksi tidak akan selesai dan bisa mangkrak,” jelasnya.
Dirinya menyesalkan, hampir setiap tahun pekerjaan di Dinas PUPR asal-asalan dan mubazir. Dengan anggaran yang besar, namun pekerjaan tidak sesuai harapan masyarakat. Apa lagi sekarang ini tender sudah bagus bukan seperti tahun sebelumnya lelang sampai 20 - 30 persen. Kalau sekarang sudah di bawa 5 persen tetapi masih saja pekerjaannya asal-asalan. Dalam temuan tersebut, pihaknya tidak akan tinggal diam mengingat pekerjaan pembangunan jalan dan jembatan yang menghubungkan Sp Aur-Muara Enim menelan anggaran APBD 2022 cukup besar.
“Jadi kami akan merekomendasikan yang kita sepakati bersama ketua komisi kepada ekskutif untuk memblack list kontraktor serta perusahaannya,” tegasnya.