Foto(Yanti): Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) SD Palembang Mat Genti,
Lentera-PENDIDIKAN.com,PALEMBANG-Makin pekatnya kabut asap di Kota Palembang membuat Dinas Pendidikan Kota Palembang mengeluarkan kebijakan belajar daring untuk siswa SD dan SMP. Namun untuk guru dan karyawan tetap bekerja seperti biasa.
Kepala Sekolah SD 129 Palembang yang juga Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) SD Palembang Mat Genti, SPd.MM mengatakan, menghadapi kabut asap ini sekolah memprioritaskan kesehatan keselamatan peserta didik, tenaga pendidik dan warga masyarakat di pendidikan.
"Kondisi akibat asap dan perubahan iklim memasuki kategori berbahaya bagi kesehatan. Sehingga diterbitkan kebijakan pembelajaran jarak jauh dengan metode daring siswa belajar dari rumah. Surat edaran Pj sekretaris Daerah nomor 97 tahun 2023 tanggal 30 September 2023 tentang penyesuaian kegiatan belajar mengajar dalam bentuk daring sebagai dampak buruk bahaya kabut asap," katanya saat diwawancarai diruang kerjanya, Selasa (3/10/2023).
Mat Genti menjelaskan, dari hasil rapat Dinas kota Palembang tanggal 2 Oktober 2023 kegiatan finger print guru dan karyawan dilakukan jam pagi 7 sampai pukul 02.00 jam siang 13.00 sampai 17.00 WIB. Kemudian untuk jadwal pembelajaran siswa tetap disesuaikan dengan jalur pembelajaran reguler.
"Siswa belajar melalui kegiatan daring sedangkan guru dan karyawan tetap bekerja seperti biasa," katanya.
Mat Genti menerangkan, pembelajaran daring bukan untuk mengubah metode belajar tatap muka dengan aplikasi digital. Bukan pula untuk membebani siswa dengan tugas yang bertumpuk setiap hari.
"Pembelajaran online sebagai kesempatan untuk merepresentasi pendidikan, yang mendorong siswa menjadi kreatif mengakses sebanyak mungkin sumber pengetahuan menghasilkan karya ujungnya membentuk siswa menjadi belajar sepanjang hayat," katanya.
Ketika sekolah dikawasan mana yang paling banyak terdampak kabut asap, Mat Genti menuturkan, yang terdampak asap ini semua sekolah di Palembang, terutama di pinggir itu diantaranya di daerah karena kebanyakan kebakaran di daerah Ogan Ilir.
"Jadi yang terbanyak terkena kabut asap yang parah di daerah Jakabaring, Plaju dan sekitarnya. Kalau di daerah sini ada juga tapi yang paling terdampak itu sekolah pinggiran di Kota Palembang terutama yang berbatasan dengan Ogan Ilir. Karena asap itu langsung masuk ke kelas," bebernya.
"Akibat kabut asap ini anyak siswa yang kita yang sudah sakit, yang paling banyak itu batuk dan pilek," tambahnya.
Lebih lanjut Mat Genti mengungkapkan, sekolah itu mengutamakan kesehatan. Sehingga pihaknya harus ambil tindakan koordinasi dengan kawan-kawan dan dengan Disdik Palembang. Karena ini sudah sangat membahayakan.
"Mungkin Pak Pj Walikota sudah paham bahwa kabut asap ini sudah masuk rumah. Kabut asap ini tidak bisa dibendung lagi Karen sudah masuk kedalam rumah dan ruang kelas," ucapnya.
Ketika dilaksanakan belajar daring, Mat Genti menuturkan, orang tua siswa sebenarnya keberatan untuk anaknya belajar daring.
"Tetapi kami jelaskan karena ini untuk kita sama-sama untuk anak, untuk kesehatan siswa. Kita harus belajar sementara waktu, nanti kalau misalnya seminggu ini bagus udara kita buka lagi belajar luring di sekolah," bebernya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, pihaknya selalu berkoordinasi dengan Disdik Palembang.
"Karena siswa kelas 1 dan kelas 2 SD itu masih anak-anak dan sangat rentan jika mengisap udara dengan kabut asap. Anak usia 0-18 tahun mereka lebih banyak, lebih kuat menghirup udara. Sehingga penyakit itu gampang menjangkiti mereka. Jadi sementara hasil rapat kemarin dengan Kepala Disdik Palembang, kita daringkan dulu sementara. Mungkin seminggu atau dua minggu kita lihat keadaan kalau itu sudah nyaman kita buka kembali belajar luring," paparnya.
Penulis : Yanti Effendi,S.Kom Editor : Muhammad Uzair