Foto(Reza): Nampak para petani sawit menjual TBS di musim trek ke pengepul buah sawit di Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim.
Lentera-PENDIDIKAN.com,MUARA ENIM-Disaat harga tandan buah segar (TBS) naik, kelapa sawit di Kabupaten Muara Enim saat ini malah memasuki musim trek. Akibatnya meski adanya kenaikan harga TBS, namun tidak berdampak dengan perekonomian para petani sawit.
"Musim trek ini adalah siklus yang pasti dialami tanaman kelapa sawit setiap tahun. Saat trek, produksi buah jauh berkurang. Akibatnya pendapatan petani juga berkurang. Kalau sudah musim trek ini tidak ada solusi penanganan dan setiap tahun terjadi," ungkap salah seorang petani Sawit Abdul Manan (64) warga Desa Gunung Megang Dalam, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim ini, Kamis (1/8/2024).
Menurut Abdul Manan, bahwa ia kebetulan memiliki kebun sawit sekitar 14 hektar, kalau hari biasa bukan musim trek setiap hektar bisa menghasilkan TBS 1-2 ton perhektar, namun setelah memasuki musim trek penghasilan menurun drastis hanya sekitar 100 - 200 kg perhektar. Meski harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Kabupaten Muara Enim mengalami kenaikan dari harga Rp 2.410 per kg naik menjadi Rp 2.440 per kg, dengan musim trek ini tidak berpengaruh.
"Kalau tidak musim trek bisa panen tonan, tapi kalu musim trek hanya pikulan. Tentu lebih rugi lagi petani. Makanya kita syukuri saja karena masa trek ini tidak bisa dihindari karena saban tahun terjadi," katanya.
Sementara itu menurut salah satu Pengepul Sawit di Kecamatan Gunung Megang, Makmur Maryanto (56) mengatakan bahwa saat ini tanaman atau kebun kelapa sawit memasuki siklus musim trek sehingga sangat berdampak pada produksi buah sawit berkurang.
Pada musim trek ini sangat memperngaruhi pendapatan para petani. Biasanya setelah melalui musim trek kurang lebih tiga bulan, produksi buah sawit akan kembali normal. Sebab secara keseluruhan perkebunan sawit di Kabupaten Muara Enim telah memasuki musim trek sehingga berdampak produksi buah sawit mengalami penurunan kurang lebih 75 persen.
Lanjutnya, saat memasuki musim trek hasil produksi kebun petani hanya 25 persen. Dimana normalnya satu hektare menghasilkan satu sampai dua ton TBS, namun saat masa trek hasil produksi bisa mencapi 200 kg. Dan meski memasuki musim trek harga naik sehingga dengan naiknya harga TBS ini dapat memenuhi kebutuhan pertani selama memasuki musim trek.
"Sebelumnya harga TBS Rp 2.410 per kilogram, dan harga hari ini naik menjadi Rp 2.440 per kilogram. Dan mudah-mudahan harga tersebut naik minimal bertahan," tutupnya.