Media Massa Jangan Ikut-Ikutan Menyuburkan Informasi Hoax

Foto(Ist): Pelantikan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sumsel di aula gedung DPRD Sumsel, Sabtu (01/12/2018).
Lentera-PENDIDIKAN.com,PALEMBANG-Media massa di minta jangan ikut-ikutan menyuburkan informasi hoax, yang di peroleh dari media sosial. Sebab, informasi dari Media sosial bukanlah informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hal itu dikatakan pengurus Dewan Pers Imam Wahyudi saat lawatannya ke Palembang dalam rangka menghadiri pelantikan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sumsel di aula gedung DPRD Sumsel, Sabtu (01/12/2018).
"Pers yang sekarang ada jangan sampai dicederai oleh pereman komunikasi. Pers harus menjadi dirinya sendiri dan patuh pada kode etik di lembaga pers itu sendiri," tegas Imam Wahyudi.
Dijelaskanya, saat ini banyak media yang berlari dari fungsi awalnya. Seperti menjadi pencari materi dan suka memberitakan sesuatu sesuai pesanan saja. Sebetulnya tidak seperti itu fungsi dari pers. Pers harus tumbuh menjadi penyeimbang dalam pemberitaan dan memberikan muatan yang positif bagi siapapun yang membacanya.
"Jadi pers harus menjadi sebuah jembatan yang memberikan sebuah pencerahan. Dimana syarat dalam sebuah pemberitaan adalah konfirmasi. Sehingga memang semua sumber di dalam pemberitaan haruslah benar sepenuhnya jangan hanya asal mencimplak dari media lain saja," tegasnya.
"Semangat idealisme yang memberikan kebenaran. Dari media bagi seorang wartawan harus ada. Bukan hanya bisa menulis berita saja tapi harus mempunyai ideologi yang baik bagi semua wartawan," tambah Imam Wahyudi.
Mengapa berita bohong sering timbul dan terus berkembang, sambungnya, sebab ada satu komunitas yang membangun itu semua. Awalnya dari media kecil kemudian di ambil oleh media besar kemudian menjadi viral. Sehingga masyarakat menganggapnya sebagai hal benar.
"Media juga kebanyakan mudah terpancing sehingga mengangkat isu yang sebenarnya kecil atau tidak benar. Menjadi sebuah berita yang heboh dan terlihat benar," jelas dia.
Pengamat politik Bagindo Togar yang turut hadir dalam acara mengatakan, berita bohong bisa tumbuh akibat rasa malas menkonfirmasi sebuah fakta serta kecenderungan akibat kebodohan karena tidak mau mencari kebenaran itu sendiri.
"Jadi hoaks akan terus ada selama masyarakat atau seseorang masih bersikap masak bodoh serta tidak mau mengoreksi sebuah kebenaran sebuah informasi tersebut. Peran aktif dari pemerintah juga diharapkan bisa aktif dalam menuntaskan masalah ini semua," ungkapnya.
"Hoaks akan hilang jika masyarakat sudah baik dalam menyerap sebuah informasi. Pemerintah diharapkan juga terus memberikan ilmu kepada masyarakat. Agar jika masyarakat mendapatkan atau menerima berita hoaks maka mereka bisa mengantisipasi hal tersebut," tutup Bagindo.
Senada dikatakan ketua AMSI Sumsel Sidratul Muntaha usai dilantik menghimbau kepada para rekan seprofesi agar tetap profesional dalam menjalankan tugas.
"Tetap ada koridor yang ada, jangan melenceng, sebab semua ada aturannya, jika tidak itu akan menjadikan buruk bagi profesi kita," pungkasnya.
Penulis : Muhammad Uzair
Tag : AMSI