2 Rusak Berat, 1 Rusak Ringan, Tertimpa Elektrik Launcher Fly Over
Jumat, 8 Mar 2024 15:45 | 170
Foto(Reza):Tiga rumah rusak berat dan ringan akibat tertimpa alat eletrik launcher dan grider
Lentera-PENDIDIKAN.com,MUARA ENIM-Ambruknya alat eletrik launcher dan grider fly over Bantaian, selain menelan korban jiwa dan luka-luka, ternyata menyebabkan tiga rumah rusak berat dan ringan akibat tertimpa alat eletrik launcher dan grider tersebut. Meskipun tidak ada korban jiwa namun diperkirakan menyebabkan kerugian ratusan juta rupiah di Desa Panang Jaya, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim, Jumat (8/3/2024).
Dari pengamatan dilapangan setidaknya ada tiga rumah permanent yang rusak yakni 2 rusak berat dan 1 rusak ringan. Untuk rumah rusak berat adalah milik Juliana (51) dan Thabrani (60), sedangkan untuk yang rusak ringan adalah rumah milik Darningsih (47). Selain kerusakan rumah juga perabotan rumah tangga seperti motor, TV, dan perabotan dapur.
Menurut salah satu saksi mata Alpredo Pramudya (18) yang merupakan anak Thabrani, mengatakan bahwa pada saat kejadian kebetulan dirinya bersama adiknya perempuan sedang duduk-duduk di dalam rumah tepatnya di warung makan milik ibunya. Ketika sedang duduk tiba-tiba ia mendengar suara gemuruh dan ketika dilihatnya ternyata alat elektrik launcher miring dan menimpa warungnya. Namun ketika masih miring ia replek melompat bersama adiknya ke arah dalam rumahnya sehingga selamat dari tertimpa material.
"Warung ibu saya hancur, motor, TV, dan perabotan lainnya juga. Kondisi rumah dindingnya retak-retak semua," tegasnya sedikit emosi.
Lanjutnya, akibat peristiwa tersebut, sudah dua hari ini kami menderita sebab kehujanan dan lampu padam karena listrik putus yang berdampak tidak bisa menyedot air. Belum lagi ditambah sampai saat ini belum ada pihak perusahaan yang bergerak bertanggungjawab atas musibah ini.
"Kami ingin secepatnya diperbaiki atau diberikan ganti rugi, jangan dibiarkan berlarut-larut," pungkasnya yang rumahnya rusak berat sekitar 80 persen.
Hal senada dikatakan Juliana (51) yang merupakan adik kandung Thabrani bahwa pada saat kejadian kebetulan dirinya sedang pergi menyadap dikebun sekitar pukul 05.30. Dan dirinya baru tahu jika rumahnya roboh dan hancur tertimpa ketika pulang menyadap sekitar pukul 15.00 WIB.
"Saya sempat mendengar suara keras, saya kira ada dinding penahan tanah fly over ambruk, sebab sudah pernah sekali kejadian. Namun ketika saya pulang ternyata rumah saya yang sudah hancur," lirihnya.
Ketika dirinya melihat rumahnya sudah hancur sekitar 90 persen, lanjut Juliana, dirinya hanya bisa menangis sebab hampir tidak ada lagi barang-barang berharga yang bisa diselamatkan. Dan besar harapan kami baik kepada pemerintah daerah, perusahaan dan pihak terkait untuk ada solusi terbaik bagi korban sebab sampai saat ini belum ada yang bertanggungjawab seban saat ini saya terpaksa tinggal dirumah adiknya.
Hal senada dikatakan Darningsih (45) yang juga merupakan adik kandung Thabrani bahwa dilokasi ini ada lima rumah (KK) yang tinggal dan semuanya masih kakak beradik. Pada saat kejadian, dirinya juga sedang berada di dalam rumah, dan tiba-tiba mendengar suara gemuruh keras. Kemudian ia membuka pintu rumah dan melihat debu menyembur masuk kerumah dan merekapun berlarian menyelamatkan diri ke belakang rumah.
"Saya kira kiamat atau gempa, sebab saya melihat rumah ayuk saya sudah hancur tertimpa," ujar ibu empat anak ini yang rumahnya rusak ringan.