KPU Muara Enim Targetkan Partisipasi Pemilih 80 Persen
Senin, 18 Des 2017 19:10 | 1600
Foto(Ist): KPU Muaraenim Sosialisasi Proses Penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Muaraenim Tahun 2018, kepada Pemangku Kepentingan Pers, Organisasi Profesi, Organisasi Wanita, Organisasi Pemuda, LSM, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama di Hotel Griya Sintesa Muaraenim, Senin (18/12/2017).
Lentera-PENDIDIKAN.com, MUARAENIM-Pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Muaraenim menargetkan tingkat partisipasi pemilih mencapai 80 persen dari jumlah mata pilih. Hal tersebut diungkapkan Ketua KPU Muaraenim Rohani di dampingi empat anggota KPU Muaraenim lainnya dalam Sosialisasi Proses Penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Muaraenim Tahun 2018, kepada Pemangku Kepentingan Pers, Organisasi Profesi, Organisasi Wanita, Organisasi Pemuda, LSM, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama di Hotel Griya Sintesa Muaraenim, Senin (18/12/17).
Dalam kegiatan materi disampaikan oleh Kajari Muaraenim Rustam SH tentang Gakumdu (Penegakan Hukum Terpadu), Ketua KPU Rohani Muaraenim tetang Tahapan, Nofrizal Palevi Divisi Hukum tentang Strategi Mewujudkan Pemilihan Berkualitas, Ahyaudin Divisi Tekhnis tentang teknis pencalonan, Eko Suprianto Divisi Program dan Data tentang Pemukhtahiran Daftar Pemilih, Isa Ansori Divisi S0sialisasi dan Kampanye tentang Partisipasi Masyarakat.
"Kita akan jemput bola ke kecamatan-kecamatan untuk menggaet suara minimal tiga ribu mata pilih pemula," ujar Ketua KPU Muaraenim Rohani didampingi empat Komisioner lainnya.
Menurut Rohani, pihaknya berani menargetkan 80 persen angka partisipasinya yang lebih tinggi dari nasional yakni 75 persen, bukan tanpa alasan. Sebab dari hasil pasrtisipasi pemilihan sebelumnya untuk Pileg pada tahun 2009 dari 71,21 persen naik menajdi 79,01 persen. Untuk Pilpres ada sedikit penurunan dari 74,03 persen tahun 2009 turun sedikit menjadi 72,89 persen tahun 2014. Namun untuk Pilbup dari 74,81 persen tahun 2009 naik menjadi 76,62 persen tahun 2014.
Dari data tersebut dan hasil evaluasi, Kata Rohani, kedepan untuk meningaktkan partisipasi masyarakat perlu adanya sosialisasi yang gencar kepada masyarakat di setiap lapisan dengan melibatkan peran Partai Politi, melakukan pendidikan pemilih dan sosialisasi yang masif dari penyelenggara Pemilu. Selain itu, meningkatkan partisipasi masyarakat dari sisi kebijakan misalnya pemilih dapat pindah pemilih selama masih dalam satu daerah pemilihan. Keikutsertaan pemilih dalam pemungutan suara ditentukan persepsi pemilih terhadap apa atau siapa yang akan dipilih, kepentingan pemilih dan ekspektasi pemilih.
Adapun faktor alasan pemilih tidak memilih (Golput), lanjut Rohani, karena faktor eksternal yakni administrasi dan tehnis. Sedangkan faktor Internal yakni pilihan rasional, sosiologis dan ideologis.