Pendidikan Harus Mampu Jadi Benteng Persoalan Bangsa
Rabu, 22 Nov 2017 21:00 | 2049
Foto(Ist): Rakor: Dewan Pendidikan Kabupaten Muaraenim menggelar Rakor dengan pengurus Komite dan instansi terkait se-Kabupaten Muaraenim, di Hotel Grand Zury Muaraenim, Rabu (22/11/2017).
Lentera-PENDIDIKAN.com MUARAENIM- Pendidikan harus mampu menjadi benteng persoalan bangsa yang mengakar, yakni narkoba, korupsi, dan radikalisme. Hingga para generasi bangsa mampu membawa NKRI lebih kuat dan mandiri. Hal itu dikatakan Bupati Muara Enim, Muzakir Sai Sohar, dalam rapat Koordinasi (Rakor) dengan pengurus Komite dan instansi terkait se-Kabupaten Muaraenim, di Hotel Grand Zury Muaraenim, Rabu (22/11/2017).
Menurut dia, pendidikan adalah investasi jangka paniang dalam rangka membangun Bangsa dan Negara ini. Mungkin diantara kita ini nanti tidak bisa lagi menyaksikan keberhasilan Pendidikan untuk dimasa yang akan datang, tetapi yakinlah bahwa apa yang kita perbuat ini merupakan pengabdian kita terhadap Bangsa dan Negara.
"Saya berharap keberhasilan seluruh generasi penerus kita ini termasuk para generasi yang berpendidikan, yang akan dapat di harapkan akan mampu membangun Kabupaten Muaraenim yang kita cintai ini, membangun Provinsi dan Negara kita," ujarnya.
Dikatakan Muzakir, bahwa negara ini sedang mengalami tiga hal yang nyata, yang pertama masalah Narkoba, yang kedua masalah Korupsi dan yang ketiga masalah Radikalisme. Terhadap tiga hal ini, melalui kesempatan ini saya ingin menekankan dan menitipkan kepada seluruh Jajaran Pemangku Kepentingan Pendidikan dalam Kabupaten Muara Enim untuk memberikan perhatian yang ekstra agar para anak-anak kita, para generasi muda penerus bangsa. Untuk narkoba dan dari sejenisnya benar-benar dijauhi, peredaran narkoba sangat mudah masuk kalangan apa saja, yang dampaknya sangat membahayakan, para pemakai Narkoba akan menjadi beban masyarakat
Wakil Ketua Dewan Pendidikan Sumsel Abu Hanifah mengatakan, bahwa saat ini perubahan paradigma pendidikan di pemerintah dari sentraliasasi menjadi desentralisasi. Selain itu juga, pergeseran nilai-nilai moral, sebab orang tua, lingkungan, guru, dan sebagainya. Dan yang sangat berbahaya adalah penggunaan HP oleh anak-anak karena belum ada filternya untuk menyaring hal-hal negatif. "HP itu ada positif dan negatif, tetapi untuk anak yang belum ada filternya tentunya banyak negatifnya. Dan saya apresiasi Muaraenim baru satu-satunya Kabupaten/Kota yang mengundang setelah kami menggelar Rakor di Palembang," ujarnya.