Foto(Reza: Para siswa tetap semangat mengikuti kegiatan belajar dan mengajar di Muaraenim.
Lentera-PENDIDIKAN.com, MUARAENIM-Luapan air sungai Lematang Muaraenim telah mengepung sejumlah sekolah di Muaraenim. Akibatnya, lapangan sekolah banyak yang terendam banjir meski air sebagian tidak memasuki kelas. Meskipun sekolah dikepung banjir, namun siswa dan guru masih semangat ke sekolah melakukan kegiatan belajar dan mengajar, di wilayah Kabupaten Muaraenim, Jumat (16/3/2018).
Adapun empat sekolah yang terkena imbas banjir tersebut yakni SMP Negeri 3 Belimbing, SMP Negeri 1 kelekar, SMP Negeri 4 Rambang Dangku dan SD Negeri 7 Rambang Dangku. Banjir memang hampir setiap tahun terjadi, terutama pada saat musim penghujan sekolah tersebut langganan terkena banjir. Meski banjir namum kegiatan belajar mengajar di sekolah tetap berjalan karena gedung sekolah agak tinggi sehingga tidak terendam banjir, hanya saja siswa dan guru yang perginya biasanya berjalan kaki atau menggunakan kendaraan roda dua dan empat, namun karena banjir beralih menggunakan perahu untuk pergi dan pulang sekolah. Tetapi ada juga sebagian siswa dan tenaga pengajar yang nekat pergi sekolah dengan kaki telanjang dan berjalan ditengah banjir menuju sekolah.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muaraenim Muzakar melalui Kabid Dikmen Rizal Alfian, membenarkan beberapa sekolah terkena banjir tetapi untuk saat ini hanya di halaman sekolah belum ke dalam lokal sekolah. Dan itu biasa terjadi, jika musim hujan dengan curah hujan tinggi. Sebagai contoh untuk SMPN 3 Belimbing itu hanya halamannya saja yang terkena banjir, untuk SMPN 1 Kelakar jalan menuju sekolahnya yang terkena banjir, tapi untuk SMPN 4 Rambang Dangku memang agak dalam karena terletak di dataran rendah.
"Kita secara bertahap sudah berupaya untuk sekolah yang langganan terkena banjir pondasinya ditinggikan atau diberi tiang seperti di daerah Kecamatan Muara Belida," ujarnya.
Untuk itu, kata Rizal, ia menghimbau kepada sekolah yang terkena dampak banjir apalagi dalam untuk tidak memaksakan melaksanakan aktifitas belajar dan mengajar, karena jika dipaksakan akan mengancam keselamatan jiwa siswa apalagi SD.
"Jika banjir dan tidak memungkinkan lebih baik diliburkan saja, kita memaklumi kondisi tersebut sebab karena faktor alam," pungkasnya.