Senator Abdul Aziz: Perbanyak Jumlah Balai Diklat Untuk Tingkatkan Tenaga Kerja Terampil
Senin, 28 Mei 2018 19:10 | 2309
Foto(Ist): Senator Asal Sumsel, yang juga Ketua Komite III DPD RI, Abdul Aziz, Bersama Menteri Pembangunan Adminstrasi, dan Urusan Buruh dan Sosial Qatar, Dr Issa bin Saad al-Jafali al-Nuaimi, Senin (28/5/2018).
Lentera-PENDIDIKAN.com,DOHA-Pemerintah dinilai harus bisa mengembangkan tenaga kerja yang memiliki khusus dan professional dibidangnya. Hingga memiliki daya saing yang tinggi yang dibutuhkan oleh lapangan kerja dunia. Yakni dengan meningkatkan jumlah balai diklat dan melakukan moderinisasi peralatan latihan.
Hal itu dikatakan senator asal Sumsel, yang juga Wakil Ketua Komite III DPD RI, Abdul Aziz kepada wartawan, senin (28/5/2018), usai pertemuan dengan Menteri Pembangunan Adminstrasi, dan Urusan Buruh dan Sosial Qatar, Dr Issa bin Saad al-Jafali al-Nuaimi, dikantor kementrian tenaga kerja, Doha, Qatar, (28/5/2018).
“Melihat perkembangan di Qatar, ternyata mereka membuka seluas-luasnya kepada tenaga kerja Indonesia untuk bekerja. Asalkan memiliki kemampuan dan keahlian yang dibutuhkan pasar,” terang Aziz.
Dia menjelaskan, kondisi ini seharusnya menjadi perhatian kita Bersama. Keberadaan tenaga kerja Indonesia sepertinya tidak kalah bersaing dengan tenaga kerja dari luar negeri lainnya. Sebanyak 10 ribu orang lebih tenaga kerja Indonesia adalah tenaga kerja terampil dan handal. Meski, sisanya sebanyak 30 ribu orang lebih adalah tenaga kerja informal.
“Saatnya bagi kita untuk bisa mengembangkan dan menambah jumlah tenaga kerja yang terampil dan handal. Dengan cara meningkatkan kemampuan dan skill mereka secara internsif dan masiv,” ujar Aziz.
Dia menegaskan, upaya yang bisa dilakukan dalam waktu dekat yakni, dengan memperbanyak jumlah balai-balai diklat, dan memodernisasi peralatan pelatihan yang digunakan.
“Ini sangat penting, termasuk di Sumsel. Upaya itu salah satunya meningkatkan jumlah balai diklat dan melakukan moderisasi peralatan latihan, hingga saat ditempatkan bekerja di luar negeri seperti di Qatar. Para pekerja kita sudah memiliki keahlian yang setara,” pungkas dia.