DKSS Nilai Pembangunan Patung Soekarno Asal-asalan Bikin Malu dan Kecewa Seniman Sumsel
Senin, 22 Jan 2024 19:10 | 248
Foto(Yanti): Ketua DKSS Sumsel, Iqbal Rudianto
Lentera-PENDIDIKAN.com,PALEMBANG-Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS) dan Para Perupa mengaku kecewa dan malu atas dua kali viralnya Proyek Pembangunan Patung Sukarno di Spot Center di Kabupaten Banyuasin yang dibuat asal asalan.
Pasalnya Pembangunan tersebut menuai protes dari masyarakat, karena dinilai tidak tidak mirip. Kemudian Dinas PUPR Kabupaten Banyuasin, mengerjakan ulang atau memperbaiki Proyek tersebut dengan hasil lagi-lagi ‘Tidak Mirip’, kemudian kembali viral dan menuai protes dari masyarakat. Para Perupa Sumatera Selatan untuk ‘Speak Up’, untuk memberikan prespektif rupa Patung tersebut.
“Kami dari Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS), memfasilitasi kondisi ini, dengan memberi ruang Para Perupa Sumsel dapat bicara tentang hal yang berkaitan tentang prosedur standar yang perlu dilakukan sebelum mengerjakan Proyek Pengerjaan Patung Sukarno yang merupakan icon Bangsa, yang hasilnya harus sempurna dan memiliki kemiripan yang maksimal,” ujar Ketua DKSS Iqbal Rudianto kepada wartawan di Gunz Cafe, Senin (22/1/2024).
Menurutnya prosedur standar dimaksud salah satunya adalah belum adanya urun rembuk atau diskusi dari Pihak PUPR Kabupaten Banyuasin dengan Perupa Sumatera Selatan. “Padahal di Indonesia sudah ada sebuah wadah Asosiasi Perupa Indonesia, yang perwakilannya ada di setiap di seluruh Indonesia,” tuturnya.
Menurutnya, pihak PUPR Kabupaten Banyuasin sama sekali tidak ada sekalipun ada komunikasi apalagi koordinasi."Imbas hasil pengerjaan Patung tersebut, Para Perupa Sumatera Selatan ikut merasa malu, dan merasa perlu untuk ‘Speak UP’,” ucapnya.
Hal senada dikemukakan Sekretaris DKSS, Qusoi menilai pertemuan hari ini sebagai merupakan bentuk kekecewaan para seniman di Sumsel terkait wacana dibangun Patung Bung Karno di Kabupaten Banyuasin.
"Intinyo DKSS kecewa dengan Pemkab Banyuasin yang tidak melibatkan Sumsel. Dalam hal perencanaan ataupun eksekusi," katanya. "Padahal seniman Sumsel banyak yang mumpuni," bebernya.
Sedangkan budayawan Sumsel ,Erwan Suryanegara menilai pembuatan patung Soekarno di Banyuasin yang menjadi viral dinilainya dinas terkait tidak memiliki pemahaman.
“ Tidak punya pengetahuan , bicara soal seni rupa tidak bisa disamakan dengan asitektur, arsitek yang membuat bangunan hunian, tidak bisa disamakan dengan bangunan seni rupa. Jelas Dinas PU PR Banyuasin yang mengerjakan ini pasti disitu banyak insinyur, arsitek tapi tidak berkait dengan seni rupa dan mereka tidak punya pemahaman,” pungkasnya.
Penulis : Yanti Effendi,S.Kom Editor : Muhammad Uzair