Jubah Milik SMB II Jadi Koleksi Kuno Kesultanan Palembang Darussalam
Jumat, 12 Apr 2024 21:20 | 307
Foto(ist): Kesultanan Palembang Darussalam memiliki koleksi kuno yaitu sebuah jubah milik Sultan Mahmud Badaruddin II
Lentera-PENDIDIKAN.com,PALEMBANG-Kesultanan Palembang Darussalam memiliki koleksi kuno yaitu sebuah jubah milik Sultan Mahmud Badaruddin II yang kini di simpan oleh Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH Mkn.
Jubah yang panjangnya diperkirakan 1, 5 meter, warna kuning oranye, motip bunga bunga, berlengan panjang ada sedikit koyak di leher kanan , kini menjadi salah satu koleksi kuno yang di miliki Kesultanan Palembang Darussalam.
“Jubah ini milik SMB II jadi kita perlihatkan bahwa SMB II memiliki motip baju yang berbeda dan cukup indah pada masanya sehingga bisa dijadikan salah satu contoh atau salah satu warisan budaya yang kita miliki dari Kesultanan Palembang Darussalam,” katanya, Jumat (12/4).
Umur jubah tersebut menurut SMB IV diperkirakan antara 200 sampai 300 tahun. Mengenai bagaimana ceritanya sehingga jubah ini bisa sampai di Kesultanan Palembang Darussalam , menurut SMB IV mengaku tidak tahu dan tahunya mendapat warisan dari orangtuanya.
“Kalau dari motipnya jubah itu adalah jubah pada acara-acara tertentu, sebab kalau jubah itu tidak setiap hari di pakai sultan, “ katanya.
SMB IV mengaku kalau jubah milik SMB IV ini belum ada kajian akademiknya.
“Belum ada kajian, nanti akan kita kaji fungsinya seperti apa,” katanya.
Sebelumnya Sultan Mahmud Badaruddin (SMB ) II (23 November 1767 - 26 September 1852) adalah Sultan Palembang yang berkuasa dari 12 April 1804; sepuluh hari setelah Ayahnya wafat, hingga diasingkan Belanda pada 1 Juli 1821. Nama lahirnya sebelum berkuasa adalah Raden Muhammad Hasan Pangeran Ratu.
Dalam masa pemerintahannya, ia beberapa kali memimpin pertempuran melawan Inggris dan Belanda, di antaranya yang disebut Perang Menteng. Pada tangga 14 Juli 1821, ketika Belanda berhasil menguasai Palembang, Sultan Mahmud Badaruddin II dan keluarga diasingkan kebatavia lalu 1822 ke Ternate.
Namanya kini diabadikan sebagai nama bandara internasional di Palembang, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II dan Mata uang rupiah pecahan 10.000-an yang dikeluarkan oleh bank Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2005.