Gelar Seminar Kepemudaan, Mahasiswa Sosiologi Unsri Gandeng Jialyka Maharani
Jumat, 16 Jul 2021 07:20 | 586
Foto(Yanti): Seminar kepemudaan
Lentera-PENDIDIKAN.com,PALEMBANG-Mahasiswa Sosiologi Universitas Sriwijaya dalam bungkus Kuliah Kerja Sosial yang beranggotakan Yui Zahana, Dina Rizki Amalia, Cestri Januarista, Ferlin Putri Utami, Nurria, Ismulyanti dan Novri Erik Rosandi menggelar seminar kepemudaan yang membahas soal peran pemuda di parlemen dengan Tema “Pemuda di Parlemen : Siapa Takut” yang menggandeng Jialyka Maharani selaku icon anggota termuda Se-Indonesia yang menduduki parlemen dan menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah Komite 1 di Sumatera Selatan, Kamis (15/7/2021).
Hal ini merupakan suatu kebanggaan bagi SUMSEL, karena beliau berhasil mematahkan asumsi publik bahwa politik hanya untuk orang yang berpengalaman. Di tengah pandemi covid-19 yang melanda negara indonesia sejak satu tahun belakangan, menjadikan semua aktivitas dilakukan secara virtual yang menuntut masyarakat untuk mengerti kekuatan digitalisasi dan kecanggihan sistem komunikasi informasi.
Hal ini tentunya menimbulkan berbagai dampak, baik yang positif maupun negatif. Kemudahan-kemudahan yang ada juga menjadi satu daya tarik bagi anak muda dalam menentukan arah masa depannya. Tidak sedikit dari anak muda menetapkan cita-cita yang berhubungan langsung dengan sosial media, seperti menjadi konten kreator, youtuber, dan hal-hal yang berbau internet networking. Sehingga minim anak muda yang ingin terjun atau membahas persoalan-persoalan politik, khususnya bersaing dalam menjadi anggota parlemen.
Sasaran dari seminar hari ini adalah pemuda-pemuda yang memiliki semangat dan cita-cita yang luhur dalam membangun bangsa. Karena pemuda adalah generasi penerus bangsa, agen perubahan yang intelektualitas dan berpikir kritis. Sebagai harapan bangsa, pemuda-pemuda hari ini perlu adanya stimulus dalam membicarakan gerakan kedepannya. Karena pembatasan diskusi-diskusi di ruang-ruang terbuka dengan kedok pandemi covid-19 merupakan kemunduran bagi semangat progresifitas gerak dari para pemuda.
Dalam sambutannya, Ridha Taqwa selaku dosen pembimbing mahasiswa KKS Sosiologi FISIP UNSRI mengatakan, bahwa masih banyak yang belum memahami sistem ketatanegaraan Indonesia ini, hadirnya ruang-ruang diskusi yang langsung dengan individu yang terlibat dalam parlemen adalah sebuah kepeduliaan pemuda hari yang digadang-gadang pesimis dengan dunia perpolitikan.
Yuni Samsi Agus selaku kepala kantor DPD RI menambahkan, bahwa persoalan anak muda hari ini adalah ketakutan-ketakutan terkait “hilangnya idealisme” “politik itu kotor” sehingga menutup segala kemungkinan anak muda untuk menjadi politisi. "Harapannya anak muda hari ini terus galakkan kebaikan, optimis dan lebih selektif lagi dalam menampung informasi-informasi yang datang dari eksternal, hal ini semata-mata untuk kebaikan bangsa," ujarnya.
Di sela-sela diskusi Jialyika Maharani menuturkan bahwa alasan beliau memilih menjadi senator di usia yang belia adalah karena independensi dan ingin memberikan yang terbaik bagi masyarakat nya. Representasi anak muda dan perempuan adalah power baru bagi generasi penerus sehingga asumsi dunia politik adalah dunia maskulin tidak menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat.
“Sudah saatnya dunia politik memiliki warna baru, senat diisi oleh generasi milenial yang kritis, idealis dan peduli. Kalau kita peduli dengan bangsa ini terjunlah untuk memberikan yang terbaik” tambahnya.
Optimisme, berintegritas dan membangun jaringan seluas-luasnya adalah kunci kita dapat diterima dimanapun. Beliau juga mengajak anak muda untuk tidak takut dalam berpolitik, ketika kita percaya diri, percaya Tuhan dan percaya proses.
Sebelum ditutup diskusi Yui Zahana selaku moderator berharap bahwa pemuda hari ini tidak hanya mementingkan diri sendiri tetapi juga kebaikan bagi bangsa ini. Kekritisan mahasiswa perlu di acungi jempol dalam mengkritik kerja-kerja pemerintah hari ini, dan harapannya ketika pemuda hari ini memutuskan untuk mengabdi pada negara dan meneruskan kerja-kerja politik tetap mengutamakan kebaikan dan kesejahteraan masyarakat, memperjuangkan aspirasi, semangat progresifitas dan tidak terkungkung pada stigma negatif dan lingkaran labeling kemunduran. Sudah saat nya yang muda yang berperan !!!, "lanjutnya.
Seminar ini hanya ruang yang disuguhkan untuk para pemuda agar dapat mendiskusikan arah pergerakan kedepan, namun seperti tafsir puisi semua orang bebas berasumsi. Semoga kita dipertemukan di ruang-ruang virtual untuk diskusi atau nanti kita jadwalkan di warung kopi, sebagai pemuda harus banyak-banyak relasi jangan mudah terprovokasi dan peluk erat validasi.