Lentera-PENDIDIKAN.com-Ibnu Sina atau dikenal didunia barat dengan sebutan Avicenna. Adalah seorang jenius dan lebih terkenal sebagai bapak ilmu kedokteran modern. Bukunya menjadi inspirasi dunia kedokteran hingga saat ini.
Ibnu Sina bernama lengkap Abu Ali Husain Ibn Abdillah Ibn Sina.. Ibnu Sina lahir pada 980 M di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan. Berasal dari keluarga bermadzhab Ismailiyah telah akrab dengan pembahasan ilmiah terutama yang disampaikan oleh ayahnya. Orang tuanya adalah seorang pegawai tinggi pada pemerintahan Dinasti Saman. Ia dibesarkan di Bukharaja serta belajar falsafah dan ilmu-ilmu agama Islam.
Ibnu Sina lahir di zaman keemasan Peradaban Islam. Pada zaman tersebut ilmuwan-ilmuwan muslim banyak menerjemahkan teks ilmu pengetahuan dari Yunani, Persia dan India. Teks Yunani dari zaman Plato, sesudahnya hingga zaman Aristoteles secara intensif banyak diterjemahkan dan dikembangkan lebih maju oleh para ilmuwan Islam.
Saat berusia 10 tahun dia banyak mempelajari ilmu agama Islam dan berhasil menghafal Al-Qur’an. Ia dibimbing oleh Abu Abdellah Natili, dalam mempelajari ilmu logika untuk mempelajari buku Isagoge dan Prophyry, Eucliddan Al-Magest Ptolemus. Setelah itu dia juga mendalami ilmu agama dan Metaphysics Plato dan Arsitoteles.
Saat berusia 22 tahun, ayah Ibnu Sina meninggal dunia. Pemerintahan Samanid menuju keruntuhan. Masalah yang terjadi dalam pemerintahan tersebut akhirnya membuatnya harus meninggalkan Bukhara. Pertama ia pindah ke Gurganj, ia tinggal selama 10 tahun di Gurganj. Kemudia ia pindah dari Gurganj ke Nasa, kemudian pindah lagi ke Baward, dan terus berpindah-pindah tempat untuk mempelajari ilmu baru dan mengamalkannya.
Dalam sejarah pemikiran filsafat abad pertengahan, sosok Ibnu Sina memperoleh penghargaan yang tinggi hingga masa modern. Ia adalah satu-satunya filsafat besar Islam yang telah berhasil membangun sistem filsafat yang lengkap dan terperinci, suatu sistem yang telah mendominasi tradisi filsafat muslim beberapa abad. Kehidupan Ibnu Sina dihabiskan untuk urusan negara dan menulis. Pada usia 58 tahun (428 H / 1037 M) Ibnu Sina meninggal dan dikuburkan di Hamazan.
Buku al-Qanun Fi ath- Thibb (Peraturan Pengobatan) yang terdiri dari 14 jilid, telah dianggap sebagai himpunan perbendaharaan ilmu pengobatan. Ilmu pengobatan modern banyak terinspirasi dari Ibnu Sina, baik segi pengunaan obat, diagnosis, maupun pembedahan.
Pada abad ke 12 M Gerard Cremona yang berpindah ke Toledo, Spanyol telah menerjemahkan buku Ibnu Sina ke bahasa Latin. Buku ini menjadi buku rujukan utama di universitas-universitas Eropa hingga 1500 M. Bukunya telah disalin (cetak ) sebanyak 16 kali dan 15 edisi dalam bahasa Latin dan sebuah edisi dalam bahasa Yahudi (Hebrew). Di samping itu buku tersebut turut diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Perancis , Spanyol dan Itali . Pada abad ke 16 M , buku ini dicetak 21 kali.
Al-Qanun Fi ath-Thibb juga digunakan sebagai buku teks kedoktoran di berbagai universiti di Perancis. Misalnya di Sekolah Tinggi Kedoktoran Montpellier dan Louvin telah menggunakannya sebagai bahan rujukan pada abad ke 17 M. Sementara itu Prof. Phillip K. Hitti telah menganggap buku tersebut sebagai “Ensiklopedia Kedokteran”. Penulis- penulis Barat telah menganggap Ibnu Sina sebagai ‘Bapak Doktor’ karena Ibnu Sina telah menggabungkan teori pengobatan Yunani Hippocrates dan Galen serta pengalaman dari ahli-ahli pengobatan dari India, Parsi, dan pengalaman beliau sendiri. (Dari Berbagai Sumber)